Proses Pengembangan Life Skill pada Kelompok Disabilitas Intelektual di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung

 ABSTRAK[1]

Alan Mukafi[2], Dr.Sulistio, S.Ag,M.Si[3], Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si[4]

Penyandang disabilitas intelektual merupakan salah satu macam disabilitas dari berbagai macam disabilitas. Dalam upaya meningkatkan kemampuan kemandirian para penyandang disabilitas intelektual ini maka perlu adanya pengembangan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kemandirian para difabel. Dalam upaya peningkatan kemandirian para difabel tentu adanya proses dalam sebuah tahapan pengembangan, maka dari itu pengembangan life skill ada bukan semata-mata untuk mengisi pelatihan dalam pembinaan para penerima manfaat yang ada di BBRSPDI akan tetapi juga sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kemandirian pada penyandang disabilitas intelektual. Pengembangan life skill sendiri ada guna pemenuhan kebutuhan para difabel dari kebutuhan yang bersifat general sampai kebutuhan yang bersifat khusus dalam upaya pemenuhan kemandirian para disabilitas intelektual. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Proses Pengembangan Life skill pada kelompok disabilitas intelektual di BBRSPDI Kartini Temanggung, (2) Bagaimana hasil dari pengembangan life skill pada kelompok disabilitas intelektual di BBRSPDI Kartini Temanggung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dari pengembangan life skill pada disabilitas intelektual yang ada di BBRSPDI Kartini Temanggung dan hasil dari pengembangan life skill pada disabilitas intelektual yang ada di BBRSPDI Kartini Temanggung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Serta teknik analisis data menggunakan metode penelitian reduksi data berdasarkan data yang diperoleh dan validitas di dapat melalui verifikasi kesimpulan.

Hasil penilitian ini menunjukkan dua hal sebagai berikut: Pertama, Proses pengembangan life skill dapat dilihat empat tahap yaitu: tahapan kontak dan kontrak sebagai tahap awal dalam penerimaan dan pendekatan kepada para difabel, tahap assesmen dan penyusunan rencana pelayanan guna penyusunan program terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan penyandang disabilitas intelektual, tahapan resosialisasi antar difabel dan pendamping agar PM dan pendamping mempunyai kedekatan emosional antara satu dengan yang lain, lalu tahap bimbingan lanjut guna memerhatikan progres para difabel dalam pengembangan kecakapa hidup agar lebih mempunyai daya. Kedua, hasil dari pengembangan life skill yaitu: terciptanya keberdayaan hidup yang lebih baik bagi penyandang disabilitas intelektual secara personal, meningkatkan keberdayaan hidup bagi para difabel secara vokasional, terciptanya kemandirian sosial bagi penyandang disabilitas intelektual.

Kata kunci: Pengembangan Life Skill, Disabilitas Intelektual, BBRSPDI Kartini Temanggung



[1] Skripsi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang Tahun 2020

[2] Penulis Utama

[3] Pembimbing

[4] Pembimbing

Post a Comment

0 Comments